Kita Indonesia, Somad Dan Papua

Kita Indonesia, Somad Dan Papua

Kita Indonesia, Somad Dan Papua

Ajakan untuk meredam kesalahpahaman yang diucapkan Somad supaya suasana semakin sejuk sangat kami apresiasi dengan tinggi sebagai bentuk dari toleransi antar umat beragama di bumi kita Indonesia ini.

Himbauan damai dan dialog oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) maupun Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) melalui Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo untuk tetap tenang dan jangan terpancing. Uskup Agung Jakarta ini ingin persatuan bangsa diutamakan dan perdamaian di Indonesia terus tercipta.

Somad mengklarifikasi tanpa rasa malu apalagi rasa bersalah menyatakan hanya menyampaikan ajaran agamanya saja.

Denny Siregar juga memberikan salam hormat dan rasa malu sebagai umat beragama dengan ahlak yang terendah atas ceramah tersebut. Salute

Karena viralnya kasus Somad ini maka digoreng oleh ormas dan korlap yang tidak bertanggungjawab karena tidak senang kasus Somad ini diangkat ke permukaan, berkembang pula menjadi kasus di persekusi mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang bahkan melebar ke kerusuhan di Papua.

Presiden Joko Widodo juga menyadari bahwa ada ketersinggungan di dalam masyarakat Papua oleh karena hasutan dan hoax disebarkan supaya keributan terjadi. Maka Presiden mengajak kita semua dan khususnya saudara – saudara kita masyarakat Papua untuk memaafkan dan bersabar kepada pihak yang telah membuat hati terluka. Bahkan permintaan maaf disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Walikota Surabaya Tri Rismaharini juga Walikota Malang Sutiaji. Salute

Lenis Kogoya, Staf Khusus Presiden Untuk Papua yang juga Ketua Lembaga Masyarakat Adat Tanah Papua mengajak tokoh – tokoh adat di Papua untuk menenangkan massa. Salute

Rangkaian dari kejadian kasus Somad, Surabaya, Malang dan Papua menyadarkan kita bahwa Indonesia paling mudah dihancurkan oleh kepentingan asing dengan cara membakar isu agama dan rasisme yang akhirnya menjurus ke separatisme.

Kerugian kita sebagai Bangsa Indonesia dan khususnya masyarakat Papua apabila referendum terjadi dan kepentingan asinglah yang akan menang dan mengambil kekayaan tanah Papua untuk kepentingan mereka sebagai gantinya daripada kepentingan masyarakat Papua sendiri.

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun oleh Founding Fathers dan para pahlawan dengan darah dan keringat yang mengucur dengan falsafah negara Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Kaum radikalis dan separatis berusaha menjadikan kita sebagai obyek untuk dipecah belah sesama suku agama ras dan antar golongan dan pada akhirnya dihancurkan. Setelah hancur kita baru duduk termenung menyesali atas apa yang terjadi sambil menggelitik telinga pakai sapu ijuk biar geli – geli sedap geteloh dan tertawa karena kebodohan kita sendiri.

Salam Sapu Ijuk,

Rene Sinclair

No Comments

Post A Comment
WhatsApp us